Banyak orang yang menyangka bahwa kata "ilmu pengetahuan" adalah sebuah satu kata. Padahalkata tersebut adalah 2 kata yang berbeda arti. Saya akan menjelaskan perbedaan arti kata tersebut menurut tata bahasa, pendapat ahli, dll.
Saya akan mulai dengan
Definisi Ilmu:
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu merujuk kepada kefahaman manusia terhadap sesuatu perkara, yang mana ia merupakan kefahaman yang sistematik dan diusahakan secara sedar. Pada umumnya, ilmu mempunyai potensi untuk dimanfaatkan demi kebaikan manusia. Biasanya, ilmu adalah hasil daripada kajian trhadap sesuatu perkara. Dalam hal ini, ilmu sendiri juga boleh menjadi sasaran kajian dan menghasilkan apa yang dikenali sebagai "ilmu mengenai ilmu", yakni epistemologi.
Ciri-ciri Ilmu
Ilmu adalah sebahagian daripada aspek kognitif yang terdapat dalam diri manusia. Maka dengan itu ilmu adalah berkaitan dengan aspek kognitif manusia yang lain seperti pengetahuan, pengalaman, dan juga perasaan. Tetapi pada masa yang sama, ilmu adalah berbeza dengan perkara-perkara ini dan ciri-cirinya adalah seperti berikut:
Ilmu boleh dipertuturkan
Ciri ini membezakan ilmu dengan perasaan dan pengalaman. Contohnya, sesetengah "pengalaman diri" seperti mimpi adalah sukar dipertuturkan melalui bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah sesuatu yang dapat dipertuturkan melalui bahasa.
Ilmu mempunyai nilai kebenaran
Sesuatu yang digelar sebagai ilmu biasanya dianggap benar. Ciri ini membezakan pengucapan ilmu dengan pengucapan sasastera yang biasanya mengandungi unsur-unsur tahayul.
Ilmu adalah objektif
Ciri ini bermaksud bahawa ilmu adalah sesuatu yang tidak dapat diubah menurut keinginan ataupun kesukaan seseorang individu.
Ilmu diperolehi melalui kajian
Ilmu adalah hasil daripada kajian. Ia bukanlah sesuatu rekaan. Ilmu mengenai cara memeroleh ilmu itu dikenali sebagai perkaedahan penyelidikan ilmiah
Kandungan Ilmu sentiasa bertambah
Ilmu adalah sentiasa berada dalam proses pertemabahan, pemantapan dan penyempurnaan.
Penjenisan Ilmu
Ilmu boleh dibahagikan kepada beberapa jenis menurut kriteria yang tertentu. Pada masa kini, ilmu lazimnya dibahagi kepada 3 kategori yang besar yakni:
- Sains Fizikal
Fizik
Kimia
Biologi
Perubatan
Farmasi
Kejuruteraan
Matematik
Astronomi
Lain-lain lagi
- Sains Sosial
Sosiologi
Antropologi
Geografi Manusia
Sejarah
Politik
Perundangan
lain-lain
- Sains Kemanusiaan
Bahasa
Falsafah
Seni
kesusasteraan
lain-lain
Penjenisan ilmu dengan cara ini adalah diterima oleh masyarakat umum. Dalam penjenisan ini, sains tabii mewakili bidang ilmiah yang mengkaji benda-benda fizikal semula jadi, yakni benda-benda yang bukan dicipta oleh manusia. Manakala sains sosial pula merupakan bidang ilmiah yang mengkaji masyarakat manusia yang merupakan sesuatu yang terbina oleh manusia sendiri tetapi pada masa yang sama juga merupakan sesuatu yang objektif kepada manusia. Manakala sains kemanusiaan pula, adalah mengkaji perkara-perkara yang dicipta oleh kreativiti manusia semata-mata.
Pengkelompokan ilmu kepada 3 kelompok seperti apa yang dilakukan di atas , merupakan klasifikasi ilmu yang dibuat oleh Universiti Harvard pada tahun 1928. Di samping klasifikasi ilmu ini, terdapat juga sarjana yang membuat klasifikasi ilmu dengan cara sendiri, contohnya Philip Phoenix telah membahagikan ilmu kepada 6 pola yakni:
- Simbolik
Contoh: Matematik, Bahasa
- Empiriks
Contoh: Fizik, Kimia, Biologi
- Estetik
Contoh: Seni, Muzik
- Etik
Contoh: Moral
- Sinetik
Contoh: Pengetahuan Individu
- Sinoptik
Contoh: Sejarah, Agama, Falsafah
Dalam dunia islam, menuntut ilmu hukumnya adalah wajib bagi seluruh manusia dari sejak lahir. Bahkan nabi sendiri pernah mengatakan bahwa menuntutlah ilmu sampai ke negeri cina yang menurut sejarah cina ketika zaman dahulu adalah pusat untuk mendapatkan ilmu. ilmu adalah akan kau temukan dengan akal yang di gunakan untuk berfikir....dengan iqra....iqra..dan iqra..itulah wahyu pertama yg diturunkan Allah kepada nabi Muhammad SAW.
dengan ilmu pula Allah meninggikan derajat manusia setingkat lebih tinggi,,maka jadilah manusia khalifah di bumi ini yang di lengkapi dengan akal dan nafsu..maka tugas kita adalah bagaimana supaya akal dapat mengendalikan nafsu...bukan nafsu yg mengendalikan akal... Drs. H. Ali As'ad dalam buku Ta'limul Muta'allim menafsirkan ilmu sebagai : "Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya".
Ashley Montagu menyebutkan bahwa "Science is a systemized knowledge services form observation, study, and experimentation carried on under determine the nature of principles of what being studied." (ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu system yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari).
Harold H. titus mendefinisikan "Ilmu (Science) diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan kritis).
Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan "Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunannya dari dalam."
Pitirim Sorokin mengatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
2. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
3. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
4. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
6. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
7. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
8. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
9. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
10. Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
11. Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Definisi dan Pengertian Ilmu Logika/ kalam
Dalam sejarah perkembangan logika, banyak definisi dikemukakan oleh para ahli, yang secara umum memiliki banyak persamaan. Beberapa pendapat tersebut antara lain:
The Liang Gie dalam bukunya Dictionary of Logic (Kamus Logika) menyebutkan: Logika adalah bidang pengetahuan dalam lingkungan filsafat yang mempelajari secara teratur asas-asas dan aturan-aturan penalaran yang betul (correct reasoning).
Menurut Mundiri dalam bukunya tersebut Logika didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.
Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti: sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (fikiran), kata, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme atau dalam bahasa latin disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang lazim disebut dengan logika saja.
Definisi umumnya logika adalah cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan "jembatan penghubung" antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi.
Logika sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada suatu konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai keluasan. Dengan dasar himpunan karena semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan diagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran tersebut.
Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya, logika dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari pangkal pikirnya. Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dari kerjanya akal jika telah runtut dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain karena proses penyimpulannya adalah tepat dan sah. Logika deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan saja yang utama terlepas isi apa yang diuraikan karena logika deduktif disebut pula logika formal.
PENGERTIAN ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) adalah disiplin ilmu yang biasanya dipelajari di tingkat perguruan tinggi. Pada dasarnya Anda sudah mendapatkan displin ilmu tersebut baik di SD, SMP, maupun SMA. Bedanya, IAD lebih banyak berbicara tentang bagaimana metode-metode ilmu kealaman dalam menjelaskan gejala-gejala alam secara lebih filosofis.
Jika Anda mempelajari Filsafat ilmu kealaman, Anda akan bertemu dengan berbagai aliran pemikiran dalam ilmu pengetahuan alam. Misalnya: Realisme, Anti-Realis, relativisme, maupun Feminisme Sains.
Di dalamnya pun, Anda akan menemukan pertentangan pemikiran antara satu aliran ilmu kealaman dengan aliran yang lain, seperti pertentangan antara realisme dengan anti-realis
Realisme
Hampir semua pemikiran mengenai ilmu kealaman saat ini banyak dipengaruhi oleh pandangan realisme. Sebagai suatu ilmu, sains memang tidak bisa lepas dari realitas objek-objek materi yang terindra. Realisme menempatkan observasi dan eksperimen sebagai suatu hal yang sangat penting di dalam sains.
Dengan observasi, ilmuwan dapat meramalkan gejala-gejala alam yang akan terjadi. Misalnya pada zaman dahulu dengan fakta yang cukup, ilmuwan dapat menjelaskan tentang gerhana matahari.
Kaum realis memandang bahwa ketika kita memiliki bukti dan fakta yang sesuai dengan fakta sebelumnya, maka kita akan dapat meramalkan suatu kejadian yang sama seperti kejadian yang pernah ada sebelumnya.
Observasi ini memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan. Walaupun sifatnya hanya melulu matematis, namun dengan jalan seperti itu, ilmuwan dapat menyederhanakan realitas yang mereka hadapi. Dengan metode realis kita juga dapat mencapai tingkat rasionalitas yang baik.
Kaum realis juga memandang bahwa teori sangatlah penting dalam sebuah penelaahan. Observasi yang akurat dan dilakukan dengan sering dapat menghasilkan suatu teori yang baik.
Begitu pula teori yang ditemukan melalui observasi tersebut dapat membimbing ilmuwan untuk melakukan penelitian dan penemuan baru yang bermanfaat dan lebih berarti.
Namun, pandangan tersebut sangat ditentang oleh anti-realis. Meraka beranggapan bahwa akan banyak ketidakjujuran yang dilakukan oleh ilmuwan ketika fakta yang ditemukan dalam observasi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Di sinilah letak kesalahan yang tidak bisa dihindarkan oleh kaum realis. Sains menjadi sesuatu yang tidak objektif, kerena sudah dipengaruhi oleh subjektvitas ilmuwan.
Anti-Realis
Bagi kaum realis, teori dianggap dapat memberikan gambaran tentang dunia apa adanya. Jika suatu teori dianggap berlaku tidak lain karena teori itu dianggap benar dan sesuai dengan realitas. Begitu pula bagi penganut realis, kebenaran merupakan tujuan akhir dari ilmu pengetahuan.
Sementara itu, bagi anti-realis ilmu tidak perlu berbicara mengenai masalah kebenaran, sebab kita tidak akan pernah sampai pada kebenaran dari data yang kita observasi. Teori bagi anti-realis dianggap benar sejauh teori itu bermanfaat bagi manusia. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pandangan pragmatisme dan instrumentalisme.
Perbedaan pandangan di antara keduanya terjadi pula dalam kasus mengenai plogiston, ether, ataupun elektron. Bagi kaum realis semua itu ada -misalnya elektron. Kita memang tidak bisa mengetahui bagaimana bentuk elektron, namun sejauh ini jejak elektron dianggap sudah cukup menyatakan bahwa elektron ada dan jejaknya bisa diobservasi.
Bagi anti-realis, persoalan itu barangkali tidak terlalu penting. Sejauh ini elektron sudah banyak kegunaan, dan tentunya itu sudah masuk kriteria kebenaran menurut anti-realis. Namun pada kenyataanya, anti-realis menolak argumen 'cosmic coincidence' (suatu kondisi yang membuat kejadian alam tidak dapat diobsevasi namun dapat dijelakan oleh teori).
Menurut anti-realis elektron hanya bahasa ilmu untuk menjelaskan fenomena yang tidak dapat diobservasi. Oleh karena itu, tidak ada persoalan jika bahasa itu tidak ada kaitannya dengan realitas.
Ilmu adalah fenomena biologis, dan organisme memfasilitasi fenomena tersebut dengan lingkungan. Menurut van Fraassen inilah yang menjadikan setiap perbedaan penjelasan ilmiah bisa terjadi.
Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
* alat-alat teknologi
* sistem ekonomi
* keluarga
* kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
* sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
* organisasi ekonomi
* alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
* organisasi kekuatan (politik)
Wujud dan komponen
Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
* Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
* Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
* Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
* Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
* Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Kebudayaan sebagai peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah
satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya. Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
REFERENSI :
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_dasar_ilmu
http://agungmulyo.wordpress.com/2008/03/09/pengertian-ilmu/
http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2069566-pengertian-ilmu-menurut-para-ahli/
http://putracenter.net/2009/04/15/definisi-definisi-ilmu-sosiologi-menurut-para-ahli/
http://www.anneahira.com/pengertian-ilmu-alamiah-dasar.htm
http://yayukhestiyanti22.blogspot.com/2011/01/manfaat-mempelajari-ilmu-budaya-dasar_06.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://www.anakkendari.co.cc/2009/03/pengertian-kebudayaan-menurut-para-ahli/
No comments:
Post a Comment